Friday, August 12, 2011

Aku, Dia, dan Dia (˘̩̩̩.˘̩ƪ)


satu pun kata dariku tak ingin ku ucap, karena aku tau dia, dan juga dia.
“aku bisa”, kataku membatin. tak mampu tuk berucap hanya bisa mengecap apa yang memang mungkin sudah tak layak lagi tuk ku ecap.
dia tau aku, dia juga tau aku. tak mungkin aku mengelakkan kehadiran dia walaupun dia ada tak lama berselang dariku. aku pun tak mampu untuk meneropong seberapa mampukah pendiriannya menopang apa yang ada di batinnya?
aku kenal dia, bahkan menurutku amat ku kenal dia.
dia dan dia.
memang tak sebanding menurut dia kah ketika dia kembali memberikan keutuhan yang kan kalian jaga? melampaui semua bersama mungkin akan menjadi bagian terpenting bagi kalian?
aku terpagun, terbangun dari sorotan tajam mata hatiku yang berbicara seolah menendangku untuk keluar dari kabut ini. tak berwujud dan tak kurasa sama sekali
apa dia tau kalau dia memang akan menjadi bagian kecil dari puzzle yang nantinya akan menyempurnakan arti dari duniamu?
tak biasa untuk membaca jiwa yang gelap dan samar. tak biasa untukku tuk menjelma menghindari jeritan yang ada dalam benakku ini.
ku rasa dia dan dia memang harus beginilah keadaannya.
dan tahukah dia? seberapa besar kemampuan ku untuk menghayati adanya simbol tanda tanya dalam benak ini?
kemampuan ku cuma sekecil batu kerikil menurutku. tak besar bentuknya, dan tak juga rapuh jika terbanting keras. tapi kemampuan ku akan dia akan bertahan, dan seiring berselang waktu akan terkikis dan habis juga.

No comments:

Post a Comment